Senin, 04 Juli 2016

Belajar & Pembelajaran






A.    Strategi  belajar mengajar sejarah berhubungan dengan gaya-gaya belajar.
Menurut Messick, gaya-gaya merupakan keteraturan diri yang konsisten yang membentuk aktivitas-aktivitas manusia. Gaya-gaya berbeda dengan kemampuan karena konsep kemampuan pada dasarnya dikaitkan dengan apa dan berapa seseorang bisa melakukan sedangkan konsep gaya berkaitan dengan pertanyaan bagaimana aktivitas-aktivitas yang ditunjukkan. Perbedaan ini bertambah jelas di dalam pengukurannya: kemampuan diukur dengan maximal performance test sedangkan gaya-gaya diukur dengan typical performance test. Lebih lanjut Furham menyatakan gaya-gaya belajar merupakan kasus khusus dari gaya-gaya kognitif walaupun perbedaan di antara keduanya tidak begitu jelas.
Dalam hal ini, Messick juga menegaskan gaya kognitif adalah sikap-sikap, preferensi-preferensi yang stabil, atau strategi-strategi yang menentukan penerimaan, proses mengingat, proses berpikir, dan memecahkan masalah. Dengan demikian gaya-gaya kognitif memfokuskan pada organisasi dan kontrol proses-proses kognitif secara keseluruhan sedangkan gaya-gaya belajar memfokuskan pada organisasi dan kontrol strategi-strategi belajar dan pemerolehan pengetahuan. Pintrich melihat gaya-gaya belajar sebagai proses memilih, mengorganisasikan, dan mengontrol strategi-strategi belajar.
Strategi-strategi belajar ini meliputi strategi-strategi kognitif dalam menghafalkan, mengelaborasi, mengorganisasikan, dan mengingat materi pembelajaran; strategi-strategi metakognitif dengan latar tujuan, pemantauan, dan pengaturan diri; dan sumber daya manajemen strategi-strategi yang terdiri atas waktu belajar, lingkungan belajar dan sebagainya (www-dsz.service.rug.nl, tanpa tahun:1). West, Farmer, dan Wolf (dalam Hsiao, 1997:2) menyatakan secara umum, strategi-strategi belajar meliputi strategi-strategi kognitif dan strategi-strategi metakognitif. Mereka mengidentifikasi dan mengkategorikan strategi-strategi kognitif berdasarkan fungsi-fungsi khusus yang dimilikinya selama pemrosesan informasi.
Strategi kognitif merupakan keterampilan intelektual khusus yang sangat penting di dalam belajar dan berpikir. Dalam teori belajar modern, strategi kognitif merupakan proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian belajar, mengingat, dan berpikir.
Weinstein dan Mayer (dalam Gagne, 1992:66-67) membagi strategi kognitif ini menjadi lima: strategi-strategi menghafal (rehearsal strategies), strategi-strategi elaborasi (elaboration strategies), strategi-strategi pengaturan (organizing strategies), strategi-strategi pengamatan pemahaman (comprehension monitoring strategies) atau biasanya disebut strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies), dan strategi-strategi afektif (affective strategies). Strategi-strategi metakognitif dijadikan variabel eksogenus dalam penelitian ini.
Menurut Wahl, berpikir metakognitif memastikan bahwa siswa akan mampu menyusun makna informasi. Agar hal ini tercapai, siswa harus mampu berpikir tentang proses berpikir yang dimilikinya, mengidentifikasi strategi-strategi belajar yang baik dan secara sadar mengarahkan bagaimana mereka belajar. O'Malley (dalam Ellis, 1999:2) melihat bahwa siswa tanpa pendekatan metakognitif pada dasarnya adalah siswa tanpa pengarahan dan kemampuan untuk memperhatikan kemajuan, ketercapaian, dan pengarahan pembelajaran di masa depan. Collins (dalam Yin dan Agnes, 2001:1) berhasil mengidentifikasi dua faktor yang mempengaruhi kontrol dan kesadaran selama membaca: pertama, ciri-ciri teks yang sedang dibaca, dan kedua, pengetahuan yang telah dimiliki berkaitan dengan teks itu. Walaupun masih ada perdebatan tentang bisa atau tidak bisa strategi-strategi metakognitif dilaporkan, beberapa ahli telah membuat kesepakatan bahwa strategi-strategi metakognitif tidak hanya bisa dikontrol tetapi dapat juga dilaporkan.
Dengan demikian tampaknya ada beberapa faktor yang mempunyai kedekatan hubungan dengan perkembangan struktur kognitif siswa. Faktor-faktor seperti kecerdasan (intelligence), struktur medan kognitif atau skema berpikir, kemampuan apersepsi, dan strategi kognitif, dapat diduga sebagai penentu perkembangan struktur kognitif siswa. Selanjutnya faktor-faktor ini akan dijadikan variabel penelitian sehingga secara keseluruhan, penelitian ini cenderung menggunakan pendekatan yang menekankan pada faktor-faktor personal dalam mencari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Biggs (1984:111) mengemukakan bahwa penelitian yang menekankan faktor-faktor personal beranggapan bahwa beberapa orang lebih baik daripada yang lainnya pada tugas-tugas akademik karena mereka mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, memiliki latar belakang pengetahuan yang lebih relevan dan lebih luas, dan seterusnya.
     Macam – macam gaya gaya mengajar
1.      Gaya mengajar klasik
a)      masih memelihara dan menyampaikan nilai-nilai lama baik dari masa lampau ke generasi berikutnya.
b)      materi mengajar terdiri atas sejumlah informasi yang paling aktual dan dipilih dari dunia yang paling diketahui peserta didik.
c)      proses penyampaian materi pelajaran tidak didasarkan atas minat anak melainkan pada urutan tertentu
d)     peran guru sangat dominan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan peserta didik menerimanya
e)      proses pengajaran pasif sebab peserta didik merupakan subjek yang diberi pelajaran
2.      Gaya mengajar teknologis
a)      materi pembelajaran disesuaikan dengan tinkat perkembangan peserta didik.
b)      materi pembelajran berhubungan dengan pembentukan kompetensi vokasionis peserta didik.
c)      penggunaan multi media merupakan aspek penting dalm proses pembelajaran peserta didik
d)     meteri pembelajaran merupakan aspek yang paling berarti bagi kehidupan peserta didik
e)      guru berperan sebagai fasilitator dalam prosses pembelajaran peserta didik.
3.      gaya mengajar personalisasi
a)      proses pembelajaran dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental pesrta didik.
b)      pembelajran berpusat pada peserta didik  mengingat peserta didik dipandang sebagai pribadiyang memiliki potensi untuk dikembangkan dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
c)      Guru berperanan sebagai fasilittator dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik mengingat guru sebagai pribadi profesional yang menguasai keahlian dalam psikologi dan metodologi.
4.      gaya mengajar interaksional
a)      Guru dan peserta didik sebagai mitra pelaksanaan pembelajaran dimana keduanya sama-sama dominan.
b)      Guru dan peserta didik beruaha memodifikasi materi pembelajaran dalam rangka mencari bentuk baru secara rdikal sebagai wujud adanya proses trnsformasi.
c)       guru menciptakan iklim saling kebergantungan dalam prosess pembelajaran sehingga dapat memfasilitasi terjadinya diaolog interaktif antar peserta didik dalam upaya menciptakan gagasan – gagasan baru penuh arti bagi kehidupan.
d)     materi pembelajaran lebih difokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan aspek kultural kontenporer sebagai wujud adanya proses inovasi.
           
B.  STRATEGI MENGAJAR  SEJARAH BERDASARKAN TEKNIK PENYAJIAN
1.Tenknik mengajar dengan menggunakan Media pembelajaran.
Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yangsecara harafiah berati tengah,pengantara atau pengantar”. atau dengan kata lain pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.
             Gearlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketermpilan atu sikap.
             Atwi suparman (1997) mendefenisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan.
Apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran maka media dapat di defenisisikan sebagai suatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidikan dan peserta didik.
            Fungsi media
a)      untuk menarik perhatian siswa
b)      membantu mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran
c)      memperjelas penyajian pesan
d)     mengatasi keterbatasan ruang
e)      pembelajaran lebih komonikatif dan produktif
f)       waktu pembelajaran bisa dikondisikan
g)      menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
h)      meningkatkna motivasi dan gairah belajar siswa
i)        melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam serta
j)        meningkatkan kadar keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu guru perlu menentukan media secara terencana , sistematik dan sistemik (sesuai dengan sistem belajar mengajar)
            Macam-macam media.
a)      Media auditif. adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti hanya mengandalkan suara saja  seperti radio.
b)      Media  Visual media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. media ini ada yang menampilakan gambar atau simbol yang bergerak seperti foto, gambar atau lukisan ,cetakan .
c)       Media audio visual media yang menampilkan suar dan gambar diam.
     Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media pembelajaran
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai prinsip – prinsip pemilihan, perlu memperhatikan fektor-faktor lain yakni:
a)      Objektifias. artinya metode ini dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru.
b)      program pengajaran. harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamanya
c)      sasaran progrm. seseua dengan tingkat perkembangan siswa, baik dari segi bahasa, simbol – simbol yang digunakan cara dan kecepatan penyajian maupun waktu.
d)     situasi dan kondisi. yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempatdan ruangan yang akan digunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasiny
            Kriteria pemilihan media pengajaran.
a)       topik yang dibahas menarik minat peserta didik
b)      materi yang terkandung berguna bagi peserta didik
c)      berbobot
2.      Tenknik mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL.
            pendekatan pembelajaran CTL
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang merka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sehaei-hari yaitu kenteks lingkungannya ,sosialnya dan budayanya.
            Untuk mencapai tujuan tersebut sistem kontektual akan mengatur siswa belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara /merawat pribadi siswa. pembelajaran kontekstual terjadi ketika siswa menrapkan dan mengalami apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah – masalah riel yang berasosiasi dengan peranan dn tanggung jawab merka sebagai anggota keluarga , masyarakat, dan kelompok kerja siswa sendiri.
            Apa yang dimaksud dengan Konteks?
            ada sembilan konteks belajar yang yang melingkupi siswa yaitu:
a)      konteks tujuan . tujuan apa yang dicapai?
b)     konteks isi.  isi apa yang diajarkan ?
c)      Konteks Sumber . Sumber belajar bagaimana yang bisa dimanfaatkan
d)     konteks target siswa. siapa yang belajar?
e)      konteks guru. siapa yang mengajar
f)       knteks metode. metode apa yang cocok
g)      konteks hasil. bagaimana hasil pembeljran yang diukur
h)     Konteks kematangan.
i)        konteks lingkungan
            Dalam lingkungan yang bagaimana yang bagaimana siswa beljar?
Tujuan pembelajaran konteksual tidak hanyamenuntun siswa mengikuti pelajaran namun juga dapat menyadarkan siswa bahwa mereka memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mempengaruhi  dan membentuk susunan konteks yang beragam mulai dari keluarga, ruang kelas ,  kelompok tempat kerja , komunitas , dan tetangga , dalam suatu tatanan ekosistem. Dengan demikian pembelajaran kontekstual menyuguhi siswa dengan dua pertanyaan penting yaitu (1) konteks apa saja yang dicari manusia secara tepat? (2) langkah – langkah kreatif apa harus saya ambil untuk membentuk dan memberikan makna pada konteks tersebut?.
agaimana karakteristik pembelajran kontekstual itu?
ada beberapa karakteristik pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a)      melakukan hubungan siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang bekajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang dapat bekerja sendiri, atau bekerja dalam kelompok, orang yang belajar sambil berbuat.
b)     melakukan kegiatan –kegiatan yang signifikan.
siswa membuat hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata.
c)      Belajar yang diatur sendiri
siswa melkukan pekerjaan yang signifikan.
d)     Bekerja Sama
e)      bepikir kritis dan kreatif




            Macam – macam pendekatan yang digunakan dalam CTL
1.      problem-based learning
problem based learning yaitu pendekatan pembelajran yang menggunakan masalah nyata ssebagai suatu konteks sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esensial dari bahan pelajaran
2.      authentic instruction
yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik mempelajari konteks kebermaknaan melalui pengembangan keterampilan berpikir dan melakukan pemecahan masalah di dalam konteks kehidupan nyata
3.      Inquiry-based learning
yaitu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti metologis sains dn memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna
4.      project-based learning
yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkotstruksi pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminassikannya dalam produk nyata.
5.      Work-based learning
yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenakan peserta didik menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari bahan ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja
6.      Service learning
yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat  melalui tugas terstruktur dan kegiatan lainya

3.      Tenknik mengajar dengan menggunakan pendekatan linear
            Pendekatan linear
            pendekatan ini diurutkan mulai dari yang paling kompleks yaitu murid sebelum mempelajari tingkat B harus mempelajari tingkat A terlebih dahulu dan setelah mempelajari tingkatan B baru mempelajari tingkat C dan seterusnya.
4.      Tenknik mengajar dengan menggunakan pendekatan cumulative
pendekatan cumulative
dimana ilmu pengetahuan bukan merupakan serentetan tingkatan berseri.  Akan tetapi murid belajar dari sesuatu yang dari sesuatu yang scopenya lebih besar dengan tidak terlalu mementingkan tingkatan-tingkatan  seperti pada pada linear.
5.      pendekatan experiental
ditekankan pada kreatifitas siswa yang mempelajari musik, drama dan sbb.


Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan






—Penerapan Fungsi Manajemen
—1. Perencanaan ( Planning )
—Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi,
—kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
—2. Pengorganisasian ( Organizing )
—penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun
—organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan
—tanggungjawab serta koordinasi.
—3. Pengarahan ( Actuating )
—Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan
—mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya.
—4. Pengawasan ( Controlling )
—Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan
—Korektif

—PERENCANAAN

• Penetapan sejumlah pekerjaan yang akan dilaksanakan

kemudian. Perencanaan merupakan aktivitas untuk memilih

dan menghubungkan fakta serta aktivitas membuat rencana

mengenai kegiatan-kegitan apa yang akan dilakukan di masa

depan.

• Maka seorang manajer dituntut untuk dapat membuat

rencana terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan

dilakukan. Proses perencanaan sangat penting dilaksanakan

sebagai pedoman atau pegangan dalam pengerjaan aktivitas

selanjutnya.

• Adapun beberapa aktivitas perencanaan adalah peramalan,

pengembangan tujuan-tujuan, pengembangan strategistrategi,

pemrograman, penjadwalan, penganggaran,

pengembangan kebijakan-kebijakan, dan pengembangan

prosedur-prosedur.
—Pengertian Perencanaan

• Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan

serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa

yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya

tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal

• Perencanaan ini menyangkut apa yang akan

dilaksanakan, kapan dilaksanakan, oleh siapa, di mana dan

bagaimana dilaksanakannya.

• Perencanaan dapat ditinjau dari dua hal yaitu menurutluas sempitnya masalah yang akan diselesaikan yang dapat

berarti pula menurut dekat jauhnya mencapai tujuan dan

menurut jangka waktu penyelesaian.

• Apakah hasil proses perencanaan?
—Mengapa Ada Perencanaan?

• Berkerja tanpa rencana ibarat melamun sepanjang masa.

Akibatnya tentu dapat diramalkan, hasilnya tidak menentu dan biaya yang dikeluarkan tidak terkontrol.

• Beberapa manfaat adanya perencanaan adalah :

1). menghasilkan rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman penyelesaian.

2). rencana menentukan proses yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

3). dengan adanya rencana setiap langkah dapat diukur atau

dibandingkan dengan hasil yang seharusnya dicapai.

4). mencegah pemborosan uang, tenaga dan waktu.

5). mempersempit kemungkinan timbulnya gangguan atau

hambatan.
—Fungsi dari Perencanaan

a. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai

memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang

harus dilakukan untuk tujuan tersebut.

b. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan

mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsiyang telah

ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam

melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.

c. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh

pelaksana.

d. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip

sehingga bisa menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara

dini.

e. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan

internal dengan situas eksternal

f. Menghindari pemborosan.
—Cara Melakukan Perencanaan

Oleh karena rencana itu akan dijadikan pedoman bekerja, maka harus

memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain :

1). perencanaan harus dijabarkan dari tujuan yang telah ditetapkan dan

dirumuskan secara jelas.

2). perencanaan tidak perlu muluk-muluk, tetapi sederhana saja, realistik,

praktis hingga dapat dilaksanakan.

3) dijabarkan secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan atau

rangkaian tindakan.

4). diupayakan agar memiliki fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk

dimodifikasikan.

5) ada petunjuk mengenai urgensi dan atau tingkat kepentingan untuk bagian

bidang atau kegiatan.

6) disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan

segala sumber yang ada sehingga efisien dalam tenaga, biaya dan waktu.

7) diusahakan agar tidak terdapat duplikasi pelaksanaan.

ORGANIZING

• Pengorganisasian adalah usaha yang dilakukan untuk

menciptakan hubungan kerja antar personal dalam

organisasi dengan cara mengelompokan orang-orang

beserta penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang,

dan tanggung jawab masing-masing agar tercapainya

tujuan bersama melalui aktivitas-aktivitas yang berdaya dan

berhasil guna karena dilakukan secara efektif dan efisien.

• Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen

karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan

pekerjaannya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan

pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi

dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
—Pengertian

• Dalam definisi manajemen disebutkan adanya usaha bersama oleh

sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada

agar dicapai hasil yang efektif dan efisien.

• Pendayagunaan sumber-sumber yang ada inilah yang disebut

manajemen, sedangkan usaha untuk mewujudkan kerjasama antar

manusia yang terlibat kerjasama ini adalah pengorganisasian. Banyak

orang mengartikan manajemen sebagai pengaturan, dan memang

inilah arti yang populer.

• Di dalam manajemen terdapat adanya kepemimpinan, yaitu

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar

bersedia menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mencapai

tujuan bersama.

• Dalam pengorganisasian terdapat suatu arti penyatuan atau

penghimpunan pikiran dan tenaga orang-orang yang tergabung

dalam organisasi.
—Mengapa Perlu Pengorganisasian?

• Pengorganisasian adalah penyatuan dan penghimpunan

sumber manusia dan sumber lain dalam sebuah struktur organisasi.

• Dengan adanya pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui manfaatnya :

1) antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat

diketahui batas-batas- nya, serta dapat dirancang bagaimana

antar bagian dapat melakukan kerja-sama sehingga tercapai

sinkronisasi tugas.

2) dengan penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya,

masing-masing mengetahui wewenang dan kewajibannya.

3) dengan digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah

struktur organisasi dapat diketahui hubungan vertikal dan

horisontal, baik dalam jalur struktural maupun jalur fungsional.
—Cara Pengorganisasian

• Agar tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tata

kerja yang baik, maka sebuah organisasi harus

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

1). Memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima

oleh seluruh anggota sehingga dalam organisasi

tersebut hanya terdapat satu kesatuan arah.

Tujuan seperti ini lazim disebut sebagai visi, berasal

dari bahasa Inggris vision, yaitu hasil yang dicitacitakan.

Sementara orang mengatakan bahwa rumusan

visi ini harus yang umum dan abstrak

—PENGARAHAN

a. Pengertian

• Yang dimaksud dengan pengarahan adalah suatu

usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk

memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan

kepada orang-orang yang menjadi bawahannya

sebelum dan selama melaksanakan tugas.

• Pemimpin lebih menekankan pada upaya

mengarahkan dan memotivasi para personil agar

dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

dengan baik.

PENGKOORDINASIAN

a. Pengertian

• Yang dimaksud dengan pengkoordinasian

adalah suatu usaha yang dilakukan pimpinan

untuk mengatur, menyatukan, menserasikan,

mengintegrasikan semua kegiatan yang

dilakukan oleh bawahan.

b. Mengapa Ada Pengkoordinasian?

• Kegiatan pengkoordinasian perlu dilakukan

pimpinan agar :

1) diperoleh kekuatan yang menyatu dan integral

sehingga gerak organisasi bisa harmonis dan saling

menunjang dan tercapai hasil secara efektif dan

efisien.

2) tidak terdapat kesimpang-siuran kegiatan baik dalam

bentuk, arah dan waktu pelaksanaan kerja.

3) tidak terdapat konkurensi antar bagian dan sebaliknya

terjalin hubungan yang sehat dan saling membantu.

—KEPEMIMPINAN/LEADING

• Kegitan yang berhubungan dengan pemberian perintah

dan saran agar para bawahan dapat mengerjakan tugas

yang dikehendaki manajer.

• Kegiatannya meliputi mengambil keputusan,

mengadakan komunikasi antara manajer dan bawahan

agar ada rasa saling pengertian, memberikan

semangat, motivasi ataupun dorongan kepada

bawahan dalam melaksanakan tugasnya, memilih

orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk

bergabung dalam kelompoknya, dan memperbaiki

pengetahuan serta sikap bawahan agar terampil dalam

mengerjakan pekerjaan.

—KEPEMIMPINAN

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu

situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah

pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur

dalam harapan dan interaksi

3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan

berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok

yang diorganisasi kea rah pencapaian tujuan

5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang

berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk

melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran

6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi

yang efektif terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan

melakukannya

7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini

pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk

menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok

atau organisasi
—Fungsi Kepemimpinan

1. Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)

• Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya

adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia

memempin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi

bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan yang kemudian

memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak

ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat

kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah

memerlukkan fungsi tersebut.

2. Pemimpin sebagai penengah

• Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di

tangan pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk

secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya,

umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang

mempunyai tugas sebagai wasit.
—Ciri – ciri Kepemimpinan

1. Persepsi Sosial

• Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan

memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok.

Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan.

Persepsi sosial ini terutama diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk

dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokkan

yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam dan diluar kelompok.

2. Kemampuan berpikir abstrak

• Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang

mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya

merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh

seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungankecenderungan

kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar

kelompok dalam hubungannya degan tujuan kelompok.

• Ini berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis

didampingi oleh kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta-fakta

interaksi sosial didalam dan diluar kelompok. Kemampuan tersebut

memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada seorang pemimpin yang

harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah diterangkan diatas.
—Syarat pemimpin yang baik

a) Memiliki inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas

b) Bersifat ramah tamah dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan

c) Berwibawa dan memiliki daya tarik

d) Sehat jasmaniah maupun rohaniah (fisik maupun mental)

e) Kemampuan analistis

f) Memiliki daya ingat yang kuat

g) Mempunyai kapasitas integratif

h) Keterampilan berkomunikasi

i) Keterampilan mendidik

j) Personalitas dan objektivitas

k) Jujur (terhadap diri sendiri, atasan, bawahan, sesama pegawai)
—Pengkomuikasian atau Komunikasi

a. Pengertian

• Yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan

informasi yang terjadi di dalam maupun hal-hal di luar lembaga

yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas mencapai tujuan

bersama.

b. Mengapa Perlu Komunikasi?

• Jika dalam kelompok manusia tidak dimungkinkan adanya

komunikasi maka antar mereka akan terjadi saling mencurigai,

saling menutup diri. Akibatnya di samping akan menghambat

pekerjaan juga akan terdapat kesimpangsiuran kerja.

• Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan

pengkoordinasian, karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi

satu arah dari atasan, tetapi juga datang dari bawah ke atas atau

antar kawan kerja.
—Cara Komunikasi

• Cara-cara yang digunakan untuk media komunikasi

dalam suatu lembaga dapat bersifat lisan maupun

tertulis. Ujudnya antara lain :

1) memberi pengumuman yang ditempel di papan

pengumuman atau secara lisan pada waktu rapat atau

upacara bendera.

2) dengan menerbitkan buletin yang memuat informasi baik

yang bersifat “berita keluarga” maupun kedinasan. Buletin

ini dapat dimanfaatkan untuk sarana mengemukakan ideide

baru bagi para karyawan maupun berita- berita penting

untuk memajukan usaha.

3) dengan pertemuan rutin yang bersifat kekeluargaan

maupun kedinasan.

—PENGAWASAN

a. Pengertian

• Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas

atau fungsinya masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan.

• Yang dimaksud dengan pengawasan adalah usaha pimpinan untuk

mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya

untuk mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas

mencapai tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol,

penilaian, penilikan, monitoring, supervisi dan sebagainya. Tujuan utama

pengawasan adalah agar dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan

menghindarkan terjadinya penyelewengan. Oleh karena itu pengawasan

dapat diartikan sebagai pengendalian.

• Melalui aktivitas pengendalian, manajer harus mengevaluasi dan menilai

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan bawahannya untuk mengetahui apakah

pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau

tidak. Pengendalian tidaklah bermaksud untuk mencari kesalahan bawahan.

Namun pengendalian dilakukan bertujuan untuk mencari penyimpangan

yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan kea rah yang lebih baik.